Seberapa Bahaya Gula Sebenarnya? Lebih Ngeri dari Rokok?

Artikel dikutip dari:
Seberapa Bahaya Gula Sebenarnya?


 Siapa sih yang nggak suka makanan manis? Cokelat, boba, donat, rasanya bikin hati auto happy. Tapi, pernah nggak sih terpikir, di balik rasa manis itu, ada bahaya besar yang mengintai kesehatan kita?

Belakangan ini kita sering dengar edukasi kesehatan tentang bahaya gula. Mulai dari bikin badan melar, obesitas, sampai penyakit seram seperti diabetes. Tapi, seberapa bahaya sebenarnya gula itu? Apakah benar lebih berbahaya daripada rokok?

Yuk, kita bahas tuntas fakta-faktanya!

Efek "Roller Coaster" Gula di Tubuh Kita

Saat kita makan makanan tinggi gula, tubuh memang mendapatkan energi instan. Rasanya semangat banget! Tapi, namanya juga instan, efeknya cepat datang dan cepat pergi.

Begitu efek gulanya hilang, tubuh kita bakal mengalami crash. Bukannya semangat, kamu justru bisa merasa cemas, gelisah, dan lemas. Kalau siklus ini terus berulang dalam jangka panjang, siap-siap saja menghadapi risiko kesehatan serius.

Bukan cuma soal berat badan, kebanyakan gula ternyata berpotensi merusak mata, menurunkan kemampuan berpikir, bahkan ada hubungannya dengan risiko depresi. Seram, kan?

Kenapa Kita Susah Banget Lepas dari Gula?

Kalau memang berbahaya, kenapa kita nggak berhenti saja? Jawabannya ada di otak kita. Gula memicu hormon-hormon bahagia (seperti dopamin). Semakin sering kita makan manis, otak kita makin "jatuh cinta" dan susah bilang tidak.

Secara evolusi, manusia memang didesain untuk suka rasa manis karena dulu makanan itu langka dan gula adalah sumber energi cepat. Ini bedanya gula sama rokok. Tubuh kita butuh gula sebagai energi, sedangkan tubuh sama sekali tidak butuh zat adiktif dalam rokok.

Jadi, masalahnya bukan pada gulanya, tapi pada "kebanyakan"-nya.

Fakta Mengerikan: Diabetes pada Anak Melonjak!

Lingkungan kita juga sangat mendukung konsumsi gula berlebih. Makanan dan minuman manis gampang banget didapat, harganya murah, dan promonya di mana-mana.

Dampaknya nyata banget di Indonesia. Kasus diabetes pada anak-anak dilaporkan meningkat hingga 70 kali lipat dalam belasan tahun terakhir. Ini adalah alarm bahaya bagi kita semua, terutama para orang tua.


Belajar dari Negara Lain: Apa Solusinya?

Banyak negara tetangga yang sudah sadar dan bertindak tegas. Contohnya:

  • Memberikan ranking/label pada makanan manis (seperti Nutri-Grade), jadi kita tahu mana yang gulanya "jahat" tanpa harus pusing baca komposisi kecil di belakang kemasan.

  • Melarang iklan minuman tinggi gula di jam-jam tertentu.

  • Menerapkan cukai atau pajak untuk produk tinggi gula (Indonesia dikabarkan akan segera menerapkan ini juga, lho!).

  • Melarang penjualan minuman manis kemasan di lingkungan sekolah.

Tips Sehat: Batasi Konsumsi Gula Harianmu

Sambil menunggu regulasi pemerintah yang lebih ketat, kita bisa mulai dari diri sendiri.

Dokter dan ahli kesehatan menganjurkan orang dewasa untuk membatasi konsumsi gula tambahan maksimal 4 sendok makan per hari. Ingat, ini sudah termasuk gula di kopi pagimu, saus sambal, kecap, dan camilan lainnya.

Jangan sampai rasa manis yang memabukkan ini bikin kita nggak bisa lagi menikmati manisnya kehidupan yang sebenarnya. Yuk, mulai kurangi gula dari sekarang!

Post a Comment

Previous Post Next Post